Sunday, December 26, 2010

FOREIGHN LANGUAGE VS BAHASA INDONESIA

Polisi menangkap pencuri tadi malam.
Ditinjau dari pola kalimat yang digunakan, kalimat ini merupakan kalimat sederhana. Tapi sempat membuat saya terpana ketika salah seorang murid saya bertanya dengan wajah bingung dan mencoba untuk memahami kalimat yang baru saja tulis buat dia. "Pencuri itu apa?" kalimat tanya itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Dan tentu saja saya menjelaskan sedetail mungkin tentang arti kata pencuri. Saya jelaskan kepadanya bahwa pencuri adalah orang yang suka mengambil barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemilik barang tersebut. Semakin saya menjelaskan dan menggunakan Bahasa Indonesia yang sesederhana mungkin agar dapat dipahami oleh murid saya, yang saya dapatkan justru pengulangan pertanyaan "Iya, pencuri itu seperti apa?" Saya terpaksa menghentikan penjelasan saya dan menggunakan Bahasa Inggris untuk menjelaskan, ketika saya mengatakan pencuri itu 'thief' dia langsung tersenyum dan kemudian kembali ke tempat duduknya.
Dan perlu dipahami, Murid yang saya hadapi ini adalah jelas-jelas bukan siswa asing, dia adalah asli penutur Bahasa Indonesia, dan juga bukan merupakan tipe "Cinta Laura" yang berbahasa Indonesia keinggris-inggrisan.
Di beberapa waktu kemudian saya amat terkejut ketika saya menemui seorang anak tidak dapat membaca teks bahasa Indonesia dengan baik, pelafalan teks bahasa Indonesia yang dia ucapkan banyak yang salah atau berbeda dengan pelafalan teks bahasa Indoensia pada umumnya.
Hal-hal yang diungkapkan di atas menunjukkan suatu gejala perubahan penggunaan bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris) dalam masyarakat khususnya dunia pendidikan. Mengapa hal demikian bisa terjadi? Banyak hal, yang dapat membuatnya demikian. Salah satu faktor yang paling memungkinkan pergeseran penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris adalah dunia pendidikan.
Beberapa tahun yang lalu sampai saat ini dunia pendidikan di Indonesia mulai muncul dengan standar baru, yaitu International (national plus) atau nasional.
Dunia pendidikan dengan istilah SBI (SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL)/NATIONAL PLUS dan SN (SEKOLAH NASIONAL) sudah memberikan dampak yang amat besar terhadap perkembangan dan penggunaan Bahasa Indonesia saat ini. Bagi sekolah yang menggunakan label SBI/ Nasional plus biasanya menempatkan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dibandingkan bahasa Indonesia, bahkan mata pelajaran tertentu disampaikan dengan menggunakan bahasa Inggris jika memungkinkan guru yang menyampaikan bidang pelajaran lain pun harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dengan siswa. Jika sekolah yang menggunakan label SI masih dimaklumkan, artinya bahasa Inggris bukan merupakan bahasa yang diutamakan, penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris cukup berimbang. Penyampaian materi tidak perlu menggunakan bahasa Inggris.
Ditinjau dari intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang begitu drastis antara sekolah yang berlabel SBI maupun SN, menimbulkan produk siswa yang berbeda.
Bagi siswa yang mendapatkan pendidikan di sekolah yang berlabel SBI/Nasional Plus, jelas mereka diharapkan mampu berbahasa bukan hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi keseharian mereka, namun juga mereka diharapkan mampu secara aktif menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi dalam kehidupan mereka kelak.
Namun tujuan pendidikan yang dinilai bagus tersebut, tidak selalu berjalan mulus dan menghasilkan hal positif. Salah satu contoh yang diungkapkan di atas menunjukkan bahwa ketidakmampuan dunia pendidikan menciptakan pengajaran yang utuh. Gejala ketidakmampuan seorang siswa dalam memahami bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara, menunjukkan bahwa dunia pendidikan tidak mampu mempertahankan keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di dalam dunia pendidikan.
Jika saat ini, saya melihat hanya beberapa siswa saja, bisa dipastikan beberapa tahun yang akan datang siswa yang tidak paham akan bahasa Indonesia pasti akan bertambah.
Tidak diragukan lagi, sedikit demi sedikit penutur bahasa Indonesia akan menjadi penutur asing bagi bahasanya sendiri.
Jika hal demikian terjadi, dengan apa bahasa Indonesia mampu dikembangkan dan dilestarikan?

Wednesday, December 22, 2010

Siapa Pemakai Bahasa Indonesia...??

Bahasa Indonesia, Bahasa nasionalku, ungkapan itu sering diperdengarkan ketika saya masih anak-anak dan memasuki sekolah dasar. Dan di jaman itu, jarang sekali seseorang menggunakan bahasa lain ketika berada di lingkungan sekolah. Kami selalu menggunakan Bahasa Indonesia ketika berbicara satu sama lain, walau terkadang saya masih mendengar bahasa lokal (bahasa Jawa) terkadang diucapkan tapi bukan di dalam kelas, hanya sebagai bahasa tuturan tidak resmi, tapi jelas penggunaan bahasa Indonesia amat sangat intensif.
Terlebih beberapa media cetak justru memberikan khusus pembinaan Bahasa Indonesia, yang memberikan penjelasan mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia seperti mendapat perhatian lebih.Tidak hanya media cetak media elektronik pun saat itu (seperti TV) memberikan porsi yang sama dalam pensosialisasian penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Namun jaman sudah berubah, dulu kita pernah meng-impikan mengenai kemungkinan Bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa pengantar internasional, dan sepertinya mimpi itu memang benar-benar mimpi. Perjalanan penggunaan Bahasa Indonesia semakin terpuruk terlebih, sepertinya dunia pendidikan juga tidak mendukung adanya penggunaan Bahasa Indonesia. Lihat saja sekarang ini mulai bertaburan sekolah yang menggunakan label bertaraf internasional atau nasional plus baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, yang nota bene mengutamakan mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran utama di samping mata pelajaran lain, penggunaan jam pelajaran Bahasa Inggris semakin diperbanyak meliputi teori (grammar) maupun praktek ( speaking dan listening). Sedangkan pelajaran Bahasa Indonesia semakin tidak jelas akan dikemanakan,Bahasa Indonesia disampaikan hanya sebagai tuntutan untuk memenuhi UNAS, jika seandainya Bahasa Indonesia bukan merupakan mata pelajaran yang diUNAS kan, bisa dibayangkan Bahasa Indonesia akan ditinggalkan oleh pemilik dan pemakai bahasa asli Indonesia sendiri.
Jika suatu ketika ada ungkapan "Siapa Pemakai Bahasa Indonesia?" pastilah akan dijawab dengan jawaban "ITU DULU DIPAKAI OLEH BANGSA INDONESIA" tapi sekarang entah dipakai oleh siapa. Ironis sekali. jika dulu ada pepatah yang mengatakan bahasa menunjukkan bangsa, Akankah kita akan kehilangan salah satu identitas kita sebagai bangsa Indonesia? Amat disayangkan jika hal itu terjadi.
Jika saja, kita sadar bahwa untuk menguasai bahasa asing yang paling mudah adalah mengenal karakteristik bahasa sendiri dan membandingkannya dengan karakteristik bahasa kedua yang akan dipelajari akan jauh lebih efektif untuk mempelajari bahasa kedua tersebut.

Monday, April 26, 2010

Perbedaan dan Persamaan Antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Jika membahas tentang perbedaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Bnggris, jelas semua orang akan mengatakan pasti beda dong! Anak SD pun jika ditanya tentang apa perbedaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, mereka pasti jawab dengan lantang, "Cara bacanya aja udah beda, kayak book dan door yang sama-sama punya huruf 'o' dobel cara bacanya beda, yang satunya bunyinya /bUk/ yang lainya bunyinya /dOr/ kenapa nggak disamain aja bunyinya? bikin bingung. Bahasa Indonesia khan bacanya tetap, nggak berubah." begitulah kira-kira pendapat mereka, jika ditanya perbedaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Itu hanya salah satu contoh bentuk perbedaan antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Jadi tidak salah jika ada beberapa kelompok yang mengatakan Bahasa Inggris itu susah untuk dipahami dan kelompok yang lain mengatakan bahwa Bahasa Indonesia lebih membingungkan dari Bahasa Inggris.
Nah ada baiknya kita mengenal perbedaan dan persamaan bentuk antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Dengan mengetahui letak perbedaan dan persamaan dua bahasa ini maka kita akan bisa memahami bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan mudah. Jadi jangan sepelekan Bahasa Indonesia dalam hal ini jika ingin menguasai bahasa Inggris. Kenali dulu bahasamu sendiri sebelum mengenal bahasa orang lain.

Perbedaan Antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Perbedaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Bentuk

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Kata benda

(tunggal/singular dan Jamak/plural)

Bentuk jamak/plural dan bentuk tunggal/singular pada kata benda dalam Bahasa Indonesia tidak mempengaruhi bentukan kata benda. Bahasa Indonesia cukup menambahkan kata banyak , sedkikit, satu dst. Di depan kata benda, misal:

- Lima mobil

- Satu anak

- Sebuah syair

Atau menggunakan bentuk pengulangan kata benda untuk menyakan banyak sekali.

Contoh:

- Ibu-ibu berkumpul di posyandu.

- Anak-anak bermain gundu.

Bentuk tunggal dan bentuk jamak dalam Bahasa Inggris mempengaruhi bentuk kata benda dalam kalimat.

Bentuk jamak/plural dalam Bahasa Inggris memerlulkan imbuhan –s/es . sedangkan pada bentuk tunggal tidak menggunakan imbuhan –s/-es, tetapi menggunakan article a/an or the.

Contoh:

I have a book (singular)

I have two books (plural)

Ada ketentuan khusus kapan menggunakan imbuhan –s/es pada kata benda yang diungkapkan lebih sari satu (plural)

Kata Sifat (adjective)

Kata sifat dalam Bahasa Indonesia diletakkan sesudah kata benda, karena Bahasa Indonesia mengikuti hukum DM (diterangkan menerangkan)

Contoh:

- Rumah putih.

Kata putih(adjective/kata sifat) menerangkan kata rumah (noun)

Kata sifat dalam Bahasa Inggris diletakkan sebelum kata benda, karena Bahasa Inggris menggunakan hukum Menerangkan dan diterangkan.

Contoh

- White house

Kata white (adjective) menerangkan kata house (noun)

Kata kerja (verba)

Bahasa Indonesia tidak mempunyai perubahan bentuk pada kata kerja akibat waktu.

Contoh.

Saya pergi kemarin sore.

Saya pergi besok pagi.

Saya pergi setiap hari

Saya sudah pergi.

Kata pergi (kata kerja/verb) tidak mengalami perubahan bentuk

Ada perubahan bentuk pada kata kerja/verb karena dipengaruhi waktu

Bentuk kata kerja dalam Bahasa Inggris terdiri dari bentuk kata kerja present, past, Continuous, future.

Contoh:

- I go everyday

- I went yesterday

- I am going now

- I am going to go tomorrow.

Kata kerja go, went, am going, am going to go merupakan perubahan bentuk kata kerja akibat keterangan waktu yang berbeda.

Perubahan kata kerja yang demikian disebut tenses

Catatan:
Dalam tuturan sehari-hari penutur bahasa Inggris selalu menggunakan bentuk kalimat aktif, sedangkan dalam Penutur Bahasa Indonesia lebih suka menggunakan kalimat pasif.

Contoh:

- Motormu sudah dikunci apa belum? (kalimat pasif)

- Kamar tamu sudah dibersihkan kakak tadi sore (kalimat pasif)

Contoh kalimat tersebut di atas biasa diucapkan dalam tuturan lisan sehari-hari.

Jarang sekali penutur Bahasa Indonesia mengungkapkan kalimat seperti di bawah ini dalam keseharian

- Apakah kamu sudah mengunci motormu? (kalimat aktif)

-Kakak membersihkan kamar tamu tadi sore. (kalimat aktif)

Ungkapan kalimat tersebut hanya ada dalam ragam tulisan, bukan ragam lisan.

Contoh ragam lisan lain:

- Semua bunga sudah dipetik. (kalimat pasif)

- Hal tersebut sudah disampaikan kepada orang tua. (kalimat pasif)

- Bukunya disimpan!

- Sedang dibaca, tunggu ya??


Sebaliknya penutur bahasa Inggris selalu menggunakan bentuk kalimat aktif dalam daily usage, baik dalam ragam tulisan maupun dalam ragam lisan.

Contoh:

- Have you locked your motorcycle? (kalimat aktif)

- Have locked ? (informal form)

- Keep your stuff!

Jarang sekali penutur Bahasa Inggris mengunngkapkan kalimat seperti di bawah ini dalam percakapan sehari-hari.

Contoh:

- Have your motorcycle been locked?” (kalimat pasif)

- My Guitar will be fixed. (kalimat pasif).

Frekwensi penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Inggris tidak sesering, dalam bahasa Indonesia.

Sunday, April 25, 2010

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif

Ditinjau dari kedudukan subjeknya kalimat Bahasa Indonesia dibedakan atas dua jenis, yaitu:
  • Kalimat aktif
  • kalimat pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan.
Contoh:
Adik meminjam buku.
Petani menanam padi di sawah.

Kalimat tersebut di atas merupakan kalimat aktif, karena subjek (adik/petani) melakukan suatu kegiatan/pekerjaan yaitu meminjam dan menanam.

Sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya tidak dikenai suatu pekerjaan, contoh:
Buku dipinjam adik.
Padi ditanam petani di sawah.

Kalimat yang pertama dan kedua merupakan kalimat pasif karena yang melakukan suatu pekerjaan (pinjam/tanam adalah adik dan petani yang merupaka objek dari kalimat tersebut).

Ciri-ciri kalimat aktif adalah apabila kata kerja yang digunakan menggunakan imbuhan/awalan me-, ber-.
Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif. Namun tidak semua kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif, hanya kalimat aktif yang menggunakan kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang selalu memerlukan objek
Untuk mengetahui kata kerja tersebut transitif atau tidak, kita bisa menggunakan kata tanya apa.
Contoh:
Adik meminjam apa?
jawab: buku
Kata buku merupakan objek dari kata meminjam.

atau

Petani menanam apa?
jawab: padi
Kata padi merupakan objek dari kata menanam.

Bandingkan dengan kalimat berikut.
Adik menangis keras ketika terjatuh dari sepeda.

Adik menangis apa?
jawab : (tentunya saja pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan masuk akal)
jika ditanyakan dengan kalimat pertanyaan yang menggunakan kata tanya bagaimana
Bagaimana adik menangis?
jawab: menangis keras (menanyakan cara)
Kalimat adik menangis keras tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif, karena kalimat ini tidak memiliki objek.


Sesungguhnya dalam tuturan keseharian, bentuk kalimat aktif jarang dipergunakan sebagai tuturan yang hidup. artinya penutur bahasa Indonesia asli amat sangat jarang menggunakannya secara lisan. Bentuk kalimat aktif hanya dipergunakan dalam ragam tulisan. Suatu contoh misalnya:
Seorang ibu mendapati anaknya tidak merapikan kamarnya. ungkapan yang diberikan adalah:
"kamarmu masih belum dibersihkan,ya?" (ungkapan ini merupakan ungkapan umum digunakan dalan tuturan sehari-hari, yaitu diungkapkan dalam bentuk kalimat pasif
Berbeda dengan bahasa Inggris, ditinjau dari kedudukan subjeknya bahasa Inggris lebih mengutamakan penggunaan kalimat aktif dari pada kalimat pasif, dengan kata lain dalam percakapan sehari -hari penutur bahasa Inggris selalu mengucapkan kalimat aktif daripada kalimat pas if.
Contoh:
-  She is helping me to finish my homework
   (Dia sedang membantu saya menyelesaikan pekerjaan rumah saya)

Berbeda penutur asli bahasa Indonesia yang  lebih suka mennggunakan ungkapan dalam bentuk kalimat pasif dalam keseharian tuturan,
 seperti demikian:
- Saya dibantu dia menyelesaikan pekerjaan rumah saya.

Perbedaan penggunaan kalimat ini yang membuat penutur asli bahasa Indonesia agak kerepotan utk menerjemahkan bahasa Indonesia kedalam bahasa Inggris.

Nah bagi penutur asli bahasa Indonesia harus mengenal perbedaan ini, bila in gin belajar bahasa Inggris, dengan kata lain, kenali bahasa Indonesia bahasa kits dengan bail sebelum mengenal bahasa Inggris.
SELAMAT MENGGUNAKAN BAHASAA INDONESIA :-) 


Saturday, April 24, 2010

Bahasa Indonesia bahasa nasional kita

Sebagai bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa dan secara otomatis memiliki beragam bahasa lokal untuk berkomunikasi, maka patutlah bangsa Indonesia berbangga karena memiliki satu bahasa yang berfungsi aktif menghubungkan suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain. Uniknya bahasa pemersatu yang dimiliki bukanlah merupakan produk bahasa milik negara lain, tetapi merupakan produk bahasa yang berakar dan berkembang dari negeri kita tercinta, Indonesia.
Jika beberapa tahun silam Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua dan bahkan merupakan bahasa asing untuk penutur bahasa Indonesia,karena sebagian besar penduduk Indonesia lebih suka menggunakan bahasa lokal sebagai bahasa pengantar di antara mereka, namun saat ini bahasa Indonesia bukan merupakan bahasa kedua atau bahasa asing lagi, karena dapat dipastikan semua orang mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesa merupakan bahasa ibu dari penutur bahasa Indonesia.
Menyadari situasi yang demikian, cukup patut kita berbangga dengan perkembangan bahasa Indonesia, Namun kita tidak boleh hanya bersikap bangga saja dengan keadaan atau kedudukan bahasa Indonesia yang seperti demikian, tetapi kita harus tetap mempelajari, menguasai dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.
Karena amat memungkinkan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang mati, ini disebabkan pola pemikiran baru yang mengatakan bahwa mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penutur bahasa.
Bangsa kita mulai berpacu keras mempelajari bahasa Inggris lebih baik daripada bahasa Indonesia. Ini terbukti bahwa nilai tertinggi bahasa Inggris jauh lebih baik dari dari pada pemerolehan nilai bahasa Indonesia.
Jika hal tersebut dibiarkan berlarut-larut, dapat dipastikan posisi bahasa Indonesia akan bernasib sama dengan nasib bahasa daerah (Jawa),
Mengingat fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu antar suku bangsa di negeri tercinta kita ini, sudah sepatutnya penutur bahasa Indonesia tidak hanya sekedar bisa berbahasa Indonesia tetapi juga harus mempelajari dan menguasai bahasa Indonesia.